Saturday, October 11, 2014

Seandainya kalian mau mengenal putriku dengan baik :(

Haii.. udah lama ga nulis blog yaa... kesibukan yg mendera kadang bikin lupaa buat nulis. Tapi kejadian yang terjadi beberapa hari ini, bikin nie jadi tergerak untuk menulis blog ini lagi..

Semua bermula ketika suatu pagi kala kesibukan kantor begitu padat, perut ini terasa kumat.. udah berapa hari sih, entah mual, sakit kepala, diare, kolik sampai konstipasi.. yaa mungkin karena memang ahir-ahir ini beban stress begitu besar dan berat, sehingga kondisi fisik pun ahirnya turut drop. Pagi itu rushing ke kantor karena ada tamu dari jakarta yang harus ditemui di kantor, biarpun dengan demam, sakit kepala dan kolik yang masih terasa, maksain ajaa pergi ke kantor. Di perjalanan tiba2 telepon berdering, ohh ternyata dari princess kecilku... ketika diangkat, terdengar suara lirih nya... Bunda dimana? Aku lagi sedih bunda, temen-temen ga mau maen sama aku lagi.. sambil terdengar suara isak tangisnya.. Iya sayang, bunda lagi di kantor, nanti kalau bunda pulang, kita cerita2.. ade tenang aja yaa, ga usah hiraukan teman2 yaa.. Ternyata di perjalanan perut ini semakin terasa koliknya, sehingga ahirnya suamiku tercinta memutuskan untuk membawaku menemui dokter pribadiku di RS Santosa... Sambil menunggu antrian dokter, aku menginstruksi anak2 kantor dulu, sambil pegang HP teringat pada putri kecilku yang sedang menangis di rumah, kuputuskan untuk menelepon dia lagi.. sambil menangis dia bercerita... Kuputuskan untuk menulis status di BBM : "Sabar yaa sayangku, jangan nangis lagi. Tunggu bunda pulang yaa.."  Dan kemudian mengirim BBM pada salah seorang ibu teman putri kecilku, menanyakan kebenaran cerita putriku...

Tak disangka tak dinyana, status BB ku itu membuat seseorang kepo dan bertanya di grup. Refleks aku menjawab pertanyaan itu dengan santai tanpa pikiran negatif.. Sungguh kondisiku saat itu yang memang sedang cape, sakit, stress berat dan kaget pula karena dokter pribadiku menyarankan ku untuk melakukan endoskopi dan biopsi pada cairan lambungku, membuat pikiranku tidak serasional biasanya,

Singkat cerita.. siang itu aku mendapat berita yang bagaikan petir di siang bolong.. Bagaimana tidak. putri kecilku yang selama ini aku kenal sebagai anak yang manis, baik, shalehah, pintar dan selalu menjadi kesayangan semua orang di manapun, ternyata selama hampir 3 tahun ini di cap sebagai anak yang suka membully, suka marah2, sok ngatur, suka memukul dan suka mencubit!! Refleks aku segera kasak kusuk, menanyakan kebenaran berita ini kepada teman2nya.. Sebagian menyatakan yaa.. anaknya mengeluh putri kecilku suka marah2, suka ngatur2, anaknya sampai nangis tiap hari, Sebagian menyatakan tidak tahu.. sebagian masih berkata manis padaku.. tapi ada satu kabar dengan bahasa yang sangat fenonemal dan bombastisnya seolah2 menyakan putriku selama ini ibarat monster yang membuat tidak nyaman teman2nya!!   Tukang Bully, Tukang Pukul, Tukang Cubit... stigma paling mengerikan untuk seorang anak, tanpa disangka 3 tahun ini menempel di wajah putriku... dan ibu2 ini suka saling membicarakan ini di belakang aku tanpa satupun yang sudi memberitahukan kepadaku!! Alasannya simple.. saya ga mau membesar2kan mam, ini urusan anak2 mam.. tapii toh mereka saling diskusi, saling bahas, saling gosip yang ahirnya membuat masalah ini ibarat gunung es yang siap meledak... dibelakangku mereka mentertawakan putriku yang menangis, bilang "biar ini shock therapy untuknya"

Ahirnya para ibu2 itu memutuskan untuk merapatkan masalah ini beramai2 di sebuah kafe, aku diminta datang.. Sungguhh... aku menolak secara halus untuk hadir.. bukan apa2, selain memang kondisi fisik yang tidak memungkinkan, aku pun menjaga takutnya kalau aku hadir aku tidak bisa menahan emosiku.. apalagi kondisi fisik dan mentalku yang memang sedang tidak memungkinkan..Ahirnya aku mendapat kesimpulan seperti itu.. Yaa memang stigma itu disebut lebay karena BBM fenomenal itu dibuat oleh seseorang yang entah mungkin harus mengulang kembali pelajaran bahasa indonesianya.. tapi tetap saja, gadis kecilku yang manis dinyatakan seperti itu.. anakku membuat beberapa teman2nya tidak nyaman, sampai bilang enakan ga ada putri kecilku di kelas, hampir setiap hari membuat seorang anak menangis, memelototi, sering ngatur dan sering marah2 pada teman2nya

Sedih pasti.. kecewa pasti.. marah pastii... itu yang aku rasakan... tapi aku harus rasional, aku harus bijak dan aku harus dewasa menerima ini.. Ahirnya aku memutuskan untuk menerima semua tuduhan itu dengan lapang dada.. aku tidak defense sama sekali.. dan aku memutuskan beberapa kebijakan untuk putriku sayang. Kenapa aku tidak menunjukkan kemarahanku? yaa apa aku punya pilihan lain?? Kalau aku marah dan tidak terima, entah stigma buruk apa lagi yang akan putri kecilku terima, "tuh kan, ibunya ga terima, makanya kita ngomongin di belakang." Belum lagi mereka itu bergerombol melawan putriku, apa artinya pembelaanku ini??

Sungguh kalau mereka tahu, seperti apa putriku yang sebenarnyaa... Dia anak yang cantik, lucu, manis, sungguh merupakan baby sweetheart bagi semua orang yang mengenalnya. Aku jaraaang sekali memarahinya karena memang semua yang dia lakukan jaraaang yang membuatku marah, semua almost perfect... Sampai hari ini dia sudah bisa mandiri.. sejak kelas 1 dia sudah bisa membereskan buku2 pelajarannya sendiri dan bertanggung jawab atas semua tugas dan PRnya, aku hanya mengawasinya. Jika hendak bepergian bahkan keluar kota dia sudah bisa packing semua keperluannya sendiri, aku hanya mengawasi dan mengarahkannya, dan semua hampiir tidak ada yang perlu aku koreksi.. Semua gurunya pun sejak TK A hingga kelas 3 ini selalu memujinya sebagai anak yang pintar... Aku ingat guru2nya selalu berkata.. "Wah putri ibu mah bageur pisan atuh, sopan, rajin, paling unggul lah dibandingkan anak perempuan yang lain" Ehh tiba2 di usia 8 tahun ini, semua itu ibarat buyar... Aku perhatikan anakku, aku tahu anakku tidak akan sempurna, dia banyak kesalahan dan kekurangan, namanya juga anak-anak yang sedang belajar. Tapi aku ibunya.. aku tahu kapan dia bohong dan kapan dia tidak! Sungguh dia hanya anak yang sangat normatif pada aturan, tertib pada tata titi, inisiatif, percaya diri, bawel, cerewet, dan terkadang posesif, dia anak yang pemberani... dia anak yang penyayang dan perhatian,,, tapi mungkin itu justru sifat2nya itu yang malah menjadi bumerang untuknya.. Rasa perhatiannya, tertib dan normatif nya itu yang membuat dia terkadang suka gatal untuk menasihati teman2nya yang berbuat salah.. keberanian dan percaya dirinya itu yang membuat dia tidak takut untuk membela dirinya.. bawel dan cerewetnya itu yang dianggap marah2... inisiatif dan percaya dirinya yang tinggi ini yang membuat dia seolah2 selalu tampil sebagai ketua dan inisiator dari teman2nya.. sikap posesifnya yang kadang membuat dia menjadi seperti memiliki sahabatnya.. dan yaa mungkin tidak semua anak bisa menerima sifat2 ini... diperbuas dengan obrolan2 antar ibu2 yang hanya berani untuk saling membicarakan dan mendiskusikan ini di belakangku, tapi begitu pengecut untuk menghadapiku langsung.. membuat masalah ini seperti gunung es.. tampak ringan tapi dalam.. Aku dan putriku seolah2 seperti dikeroyok tanpa bisa melawan.. Sakit? yaa tentunya sakiiittt sekalii... Perlu kesabaran dan keluasan hati untuk menghadapi masalah ini... Hampir2 aku drop dan depresi memikirkannya.. Tapi untung aku tersadar, buat apa aku down?? itu hanya membuktikan bahwa level aku sama dengan mereka...

Dan apa yang membuatku makin sulit untuk mempercayai berita ini... Aku selama ini rutin sering menjemput putriku, kami suka bermain dan berkumpul bersama.. selama kumpul anak2 main biasa ajaa.. teman2 putriku tidak terlihat takut pada putriku, aku kenal putriku, dia bukan anak yang hanya manis mulut tapi suka berbohong.. dia anak yang bersahaja dan apa adanyaa... bukan anak yang suka bersandiwara.. Anak2 itu juga suka bermanja2 terhadapku.. malah anak yang katanya selalu nangis tiap hari karena putri kecilku, aku tidak pernah melihat dia menangis kalau aku menjemput putriku.. anak itu malah manja sama aku, suka minta dibelikan es krim, malah aku beberapa melihat sendiri ibunya yang suka membentak dia di depanku, dan sepupunya membullynya di depanku.. sekarang mengapa stigma anak itu sampai harus jadi ke psikolog ditimpakan semua tanggung jawabnya pada putriku sayang sebagai penyebabnya?? Putri kecilku punya versi untuk semua tuduhan2ku.. versi itu aku pikir masuk akal, tapi biarlah aku simpan sendiri itu semua.. buat apa aku mengemis2 meminta mereka mendengarkan versi putriku.. Aku mengalah demi kebaikan.. aku mengalah demi menang... biarlah anakku, kitka tunjukkan saja dengan prestasi, bukan dengan kata2, bukan dengan kroyokan.. Biarlah mereka membicarakan kita di belakang.. Biarlah mereka senang karena merasa menang..

Putri kecilku pun sering bercerita dia diperlakukan tidak baik oleh teman2nya, terkadang sampai luka, barangnya hilang.. tapi aku konsisten, aku tidak pernah membesar2kannya dan aku pun tak pernah berbincang bergosip tentang itu di belakang. Bahkan putraku tersayang juga ketika SD tak terhitung berapa kali ingin pindah sekolah karena merasa terintimidasi oleh temannya, sampai barang2 berharga seperti uang dan PSP hilang.. Aku konsisten, aku besarkan hati anak2mu, aku tidak pernah bergosip dan kasak-kusuk tentang anak2 yang mengintimidasi putraku.. putraku harus kuat.. dia harus survive..

Ahh.. masih banyak rasanya unek-unek yang ingin aku luapkan.. tapi yaa sudahlah.. dan yang lebih sakit, yang memperlakukan kami seperti ini adalah orang-orang yang selama ini mengaku sebagai teman baik kami, aku seringkali berkorban banyak untuk membantu mereka tanpa pamrih, tapi inikah balasan yang aku terima :(

Ternyata putriku yang selama ini dibesarkan dengan kondisi mendekati ideal, dekat dengan orang tua dan guru, terbuka dengan ortu, penuh kasih sayang dan perhatian, keluarga yang harmonis, terjamin kebutuhan lahir bathinnya, berprestasi, penyayang... malah harus menelan kenyataan pahit menerima ujian ini.. Ya tidak apa2 yaa anakku, anggap saja ini ujian kenaikan kelas kita, buktikan saja dengan prestasimu yaa nak... I love u so much... Kadang2 terlintas dalam pikiranku, apakah anak2 ini iri dengan anakku dan kemudian bergerombol untuk menyingkirkan putriku? ahh tapi aku hilangkan perasaan itu, aku masih berpositif thinking bahwa anak2 itu masih suci dan bersih...



Ahhh seandainya kalian mau mengenal putriku dengan baik :(

Bandung, 11 Oktober 2014

No comments: